Apakah Anda pernah menyaksikan anak Anda menghabiskan waktu untuk berbicara sendiri bersama mainan boneka atau robotnya? Dan dia sering sekali berbicara pada Anda tentang teman khayalannya berupa boneka atau robot itu. Tak sekadar membicarakannya, tapi juga menyalahkan teman khayalannya itu. Jika pernah, sudahkah Anda membandingkan perilaku anak terhadap rekannya dalam dunia kesehariannya pada situasi yang nyata? Coba amati dengan cermat, lalu dengan lembut ajaklah anak untuk berbicara dengan Anda. Cari tahu mengapa anak berbuat demikian. Apakah karena dia kesepian? Apakah di kesulitan untuk menjalin hubungan pertemanan?
Jika sudah diketahui apa masalahnya (misalkan kesulitan menjalin hubungan pertemanan), Anda perlu berbicara lebih banyak lagi dengan anak. Jelaskan padanya bahwa dia bisa dan layak untuk berteman, dan dalam pertemanan terdapat konsekunsi dari tindakan serta perilaku di dalam hubungan itu. Misalkan saja temannya marah karena anak mengganggunya. Maka jelaskan pada anak bahwa tidak apa-apa melakukan kesalahan. Bahwa dia tetap dicintai dan hubungan pertemanan akan berjalan normal kembali. Dengan berbicara pada anak, dia akan menyadari tentang tanggung jawab terhadap perbuatan dirinya sendiri.