Nurturing natural talents

-->

Bahagiakah Anda (Bag.2)

Keberanian

 happpy-for-learning-2

     Kekuatan-kekuatan yang menyusun keberanian adalah tekad yang dijalankan dengan waspada untuk menuju hasil akhir yang bernilai tetapi belum pasti. Untuk masuk dalam kualifikasi keberanian, tindakan tersebut harus dijalankan dengan menghadapi penderitaan yang hebat. Kebajikan ini dipuji secara universal dan setiap budaya memiliki pahlawan yang memberikan teladan kebijakan ini. Kepahlawanan, ketekunan, dan integritas sebagai tiga rute yang umum diterima di berbagai tempat untuk menuju kebajikan ini.

 

1.      Kepahlawanan dan Ketegaran

        Anda tidak gentar ketika muncul ancaman, tantangan, kepedihan, atau kesulitan. Kepahlawanan lebih daripada sekadar keberanian saat diserang, saat kesejahteraan fisik terancam. Kekuatan ini merujuk pula pada pendirian intelektual atau emosional yang tidak popular, sulit, dan berbahaya. Selama bertahun-tahun, para peneliti membedakan antara kepahlawanan moral (moral valor) dan kepahlawanan fisik (physical valor). Cara lain untuk membedakan kepahlawanan didasarkan pada hadir atau tidaknya rasa takut

      Seorang yang tegar mampu memisahkan komponen emosi dan perilaku dari rasa takut, menahan diri untuk tidak memunculkan respons melarikan diri. Ia menghadapi situasi yang menakutkan walaupun harus menanggung ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh reaksi fisik dan reaksi subjektif. Sikap tak kenal takut, kenekatan, dan ketergesaan bukanlah kepahlawanan. Menghadapi bahaya meskipun takut, itulah kepahlawanan.

      Makna kepahlawanan di sepanjang sejarah telah diperluas melebihi sekadar keberanian di medan perang, atau keberanian fisik. Sekarang, istilah ini mencakup keberanian moral dan keberanian psikologis. Keberanian moral adalah mengambil sikap yang Anda ketahui tidak popular dan bisa jadi merugikan Anda. Rosa Parks yang bertahan duduk di bangku depan sebuah bis di Alabama pada 1950-an adalah teladan bagi Amerika. Contoh lainnya adalah membeberkan kejahatan di perusahaan atau pemerintahan. Ketabahan saat menghadapi kepedihan juga termasuk keberanian psikologis, begitu pula keceriaan yang diperlukan untuk menghadapi cobaan berat yang serius dan penyakit menahun tanpa kehilangan harga diri.

 

2.      Sifat Ulet/Rajin/Tekun

      Anda menyelesaikan semua yang Anda mulai. Orang yang rajin akan mengerjakan tugas yang sulit dan menyelesaikannya, “menuntaskannya” dengan riang dan tidak banyak mengeluh. Anda melakukan sesuatu yang Anda katakan akan Anda kerjakan dan terkadang lebih dari itu, tidak pernah kurang. Namun, keuletan bukan berarti membabi buta mengejar tujuan yang tidak dapat dicapai. Seorang yang benar-benar rajin bersifat fleksibel, realistis, dan tidak perfeksionis. Ambisi memiliki arti positif dan negatif, tetapi aspek positifnya termasuk dalam kategori kekuatan ini.

 

3.      Integritas/Ketulusan/Kejujuran

       Anda seorang yang jujur, bukan hanya karena berbicara benar, tetapi Anda juga menjalani hidup yang otentik. Anda hidup membumi dan tanpa kepura-puraan; Anda merupakan orang yang “nyata”. Yang dimaksud dengan integritas dan ketulusan lebih daripada sekadar mengucapkan kebenaran kepada orang lain. Integritas dan ketulusan adalah menampilkan diri sendiri—niat dan komitmen Anda—kepada orang lain dan kepada diri Anda sendiri dengan cara-cara yang tulus, entah lewat perkataan atau perbuatan: “Jujurlah kepada dirimu sendiri, dengan demikian kau tidak berdusta kepada siapa pun.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *