Kemanusiaan dan Cinta
Kekuatan ini diperlihatkan dalam interaksi sosial positif dengan orang lain: teman, kenalan, anggota keluarga, dan juga orang asing.
1. Kebaikan dan Kemurahan Hati
Anda bersikap baik dan murah hati kepada orang lain dan Anda tidak pernah terlalu sibuk untuk menolong. Anda senang berbuat baik untuk orang lain, bahkan meskipun Anda tidak begitu mengenal mereka. Seberapa sering Anda memperhatikan kepentingan orang lain setidaknya sama seriusnya dengan kepentingan Anda sendiri? Semua diri kategori ini berintikan pengakuan akan berharganya orang lain. Kategori kebaikan hati mencakup beragam cara bergaul dengan orang lain, dengan mengutamakan kepentingannya. Sikap ini boleh jadi menuntut Anda mengesampingkan keinginan dan kebutuhan Anda sendiri saat itu. Adakah orang lain—anggota keluarga, teman, rekan kerja, atau bahkan orang asing—yang Anda bertanggung jawab kepadanya? Empati dan simpati merupakan komponen yang berguna dalam kekuatan ini. Shelly Taylor menerangkan bahwa respons lazim kaum pria terhadap penderitaan adalah “melawan atau melarikan diri” (fight or flight), sedangkan respons yang lebih lazim dari kaum perempuan didefinisikannya sebagai “memelihara dan bersahabat” (tending and befriending).
2. Mencintai dan Bersedia Dicintai
Anda menghargai kedekatan dan keakraban dengan orang lain. Apakah orang yang senantiasa sangat Anda pedulikan juga merasakan hal yang sama? Jika ya, berarti Anda terbukti memiliki kekuatan ini. Kekuatan ini lebih daripada sekadar pandangan Barat tentang romansa (ada fakta yang sangat menarik bahwa pernikahan yang dijodohkan di budaya-budaya tradisional berjalan lebih baik daripada pernikahan romantis Barat).
Lebih umumnya, terutama di kalangan laki-laki, kita lebih mampu mencintai daripada dicintai—setidaknya di budaya Amerika. George Valliant, penanggung jawab kajian selama 6 dekade terhadap kehidupan laki-laki di Harvard, dari 1939 sampai 1944, mendekati gambaran pedih akan hal ini pada putaran akhir wawancaranya. Seorang pensiunan dokter mengajak George ke ruang kerjanya untuk menunjukkan kepadanya kumpulan surat ucapan terima kasih yang dikirim oleh pasien-pasiennya, dalam rangka pensiunnya 5 tahun lalu. “Tahukah Anda, George,” dia berkata dengan air mata membasahi pipinya, “saya belum membacanya.” Orang ini menunjukkan kecintaan kepada orang lain sepanjang hidupnya, tetapi sama sekali tidak punya kemampuan untuk menerima cinta