Kesederhanaan
Sebagai kebijakan inti, kesederhanaan merujuk pada pengekspresian yang pantas dan moderat dari hasrat dan keinginan Anda. Orang yang sederhana tidak menekan keinginan, tetapi menunggu kesempatan untuk memenuhinya sehingga tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.
1. Pengendalian Diri
Anda dapat dengan mudah menahan nafsu, keinginan, dan dorongan pada saat yang tepat. Tidak cukup dengan hanya mengetahui apa yang benar; Anda harus mampu mewujudkan pengetahuan tadi menjadi aksi. Tatkala sesuatu yang buruk terjadi, dapatkah Anda mengatur emosi Anda sendiri? Dapatkah Anda memperbaiki dan menetralkan perasaan negatif Anda? Dapatkah Anda tetap riang meski cobaan menimpa?
2. Hati-Hati/Penuh Pertimbangan
Anda seorang yang berhati-hati. Anda tidak akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang kemudian Anda sesali. Hati-hati berarti menunggu sampai Anda menyimak semua suara sebelum memulai serangkaian tindakan. Pribadi yang hati-hati berwawasan jauh dan penuh pertimbangan. Ia pandai menahan dorongan hati yang bertujuan jangka-pendek demi kesuksesan jangka-panjang. Terutama di dunia yang berbahaya, kehati-hatian adalah kekuatan yang diingnkan orang tua agar tumbuh pada diri anak-anak mereka (“Jangan sampai terluka”—di taman bermain, di kendaraan, saat pesta, dalam urusan percintaan, atau memilih karier).
3. Kerendahan Hati dan Kebersahajaan
Anda tidak mencari sorotan, lebih suka membiarkan prestasi Anda yang berbicara. Anda tidak menganggap diri Anda istimewa dan orang lain mengakui dan menghargai kebersahajaan Anda. Anda tidak pretensius. Orang-orang yang bersahaja memandang pendapat pribadi, kemenangan, dan kekalahan mereka sebagai hal yang kurang penting. Pada skema yang lebih luas, apa yang Anda peroleh ataupun apa yang lepas tidak bernilai banyak. Kebersahajaan yang mengikuti keyakinan ini bukan hanya tampilan, melainkan jendela ke dalam diri.