Malas Kuliah Karena Ngerasa Salah Pilih Jurusan?
Bagi kamu maha-siswa/siswi, pernahkah merasa kehilangan semangat untuk kuliah? Bergumam dalam hati atau curhat, “Hmmph, rasanya ini bukan jurusan yang tepat buatku. Kenapa ya dulu aku bisa milih jurusan ini, nyebelin banget deh”. Jika kamu pernah merasakan hal itu, bersyukurlah karena kamu sadar bahwa ada hal yang tidak beres yang bisa diperbaiki. Kalau nggak sadar, tambah berabe donk?
“Hah, sadar? Sadar apaan?” Iya, berarti kamu sadar kalau ada masalah pada dirimu, yakni mungkin Anda tidak begitu mengenal dan memahami diri Anda sendiri. “Ah, masa kenalan, jabat tangan sama diri sendiri? Konyol ah”. Bukan gitu, maksudnya itu apa kamu udah bener-bener tahu apa bakat, minat, karakter, dan kemampuan alias kompentensi kamu? Kalau kamu udah paham, kamu tentu bisa pilih jurusan yang pas buat kamu donk.
Nah, gimana sih caranya tahu dan bisa memahami bakat, minat, karakter dan kemampuanmu (alias dirimu sendiri) ? Cara yang paling mudah bisa kita dapat dari apa yang orang lain katakan tentang diri kita, tentang kebaikan atau keburukan kita. Misalkan, “eh kamu tuh orangnya baik, ramah, hebat bikin tulisan ilmiah. Tapi kamu lambat membuat keputusan dan agak penakut”. Kelemahan dari cara ini adalah membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui diri sendiri, dan kadang pandangan orang lain tentang diri kita itu terbatas. Padahal kan kita butuh gambaran tentang diri kita secara lengkap, dalam berbagai situasi. Dari proses ini kita bisa paham dengan diri kita setelah menggabungkan berbagai pengalaman yang menunjukkan siapa diri kita sebenarnya.
Bisa juga kamu datang ke psikolog untuk ikut psikotes buat ngetahui diri kamu. Dari tes ini kamu bisa dapet gambaran lebih lengkap tentang diri kamu dalam waktu yang relatif singkat. Nah, kita ngomong tentang kepribadian nih. Kepribadian itu adalah sifat kita. Kelemahan dari salah satu jenis psikotes yang dirancang untuk mengetahui kepribadian kita, yakni psikometri adalah sebenarnya juga menggambarkan kepribadian kita secara terbatas, karena kita hanya disuruh mengisi beragam pertanyaan dengan pertanyaan yang jawabannya dibatasi, demikian waktu untuk menjawabnya juga dibatasi. Mood atau kondisi emosi kejiwaan kita juga mempengaruhi pilihan jawaban kita. Jadi kebayang donk kalau kita ikut psikotest, mood kita lagi kacau.
Cara lain, ikut tes biometri atau nama lainnya tes sidik jari. Tes ini bisa mengetahui gambaran lengkap tentang dirimu secara hanya dari sidik jarimu aja. Cuma tinggal nempelin jari kita di scanner sidik jari, lalu nggak sampai sejam hasil tes sudah bisa kamu ketahui. Cuma untuk tes sidik jari ini gambaran tentang dirimu itu adalah gambaran tentang kondisi dirimu secara alami yang diketahui lewat sususan otakmu yang tercermin lewat sidik jarimu. Tapi kondisi diri secara alami kerap tercampur oleh beragam kebiasaan yang ada di dalam keluraga dan lingkungan pergaulan kita. Maka kita pun jadi punya diri yang unik. Jadi sebenarnya kita itu punya diri yang dinamis. Kita bisa jadi lebih baik atau makin buruk dari hari ke hari.
Jadi hasil psikotes maupun biometri itu bukan akhir dari upaya pencarian diri kita. Justru itu baru merupakan awal dari perjalanan panjang untuk mengenal dan memahami diri sendiri. Dengan mengenal dan memahami diri sendiri, kita bisa memahami dan mencintai orang lain, berprestasi secara optimal, lebih enjoy dan bahagian dalam menjalani hidup ini.
Oke masalah bakat, minat, karakter dan kompetensi udah kita bahas. Yuk sekarang kita introspeksi diri dulu. Masih inget nggak alasan atau pertimbangan apa yang membuat kamu milih jurusan yang katamu, “nyebelin banget” itu? Apa karena….
• Ikut-ikutan temen. Nggak tahu pengen kuliah jurusan apa, jadinya ngikut temen aja…iya kalau temenmu punya bakat minat dan kemampuan yang nggak beda jauh sama kamu, kalau nggak gimana donk?
• Nggak keterima di jurusan yang kamu pengen, jadi “terpaksa” kuliah di jurusan apa yang ada, ketimbang nggangur nggak ada kerjaan… Kalau Cuma gitu aja, pasti kamu asal-asalan ngerjain beragam tugas kuliah, cuma sekedar nampang doank di kelas, tapi pikiranmu kelayapan kemana alias nggak fokus karena toh kuliah cuma sekedar ngisi waktu aja kan?
• Cuma sekedar pengen dapet gelar sarjana atau gelar profesional lainnya, supaya “gampang dapet kerjaan yang enak”. Memang apa sih kerjaan enak itu? Kerjaan yang “santai dan gajinya besar”? Nggak pernah ada pekerjaan seperti itu. Semua pekerjaan menuntut kerja keras, ketekunan, kedispilinan, kesabaran, dan pastinya kerja keras. Selembar ijazahmu bukan simbol bahwa kamu akan bebas dari keharusan untuk kerja keras.
• Terpaksa ngikutin pilihan ortu. Ingin mewujudkan impian ortu yang pengen kamu jadi “orang hebat dengan jabatan mentereng dan duit berlimpah”, atau untuk “meneruskan nama baik keluarga”, atau “untuk meneruskan kejayaan dari usaha keluarga kita”
Hakikat pendidikan bukan Cuma sekedar menjadikan kita pintar (khususnya pintar ndapetin uang), tapi juga membentuk kita untuk jadi pribadi yang lebih bijaksana, memiliki kepedulian pada sesama dan pada lingkungan. Kalau Cuma sekedar kuliah supaya pinter ndapetin uang, apa bedanya kita dengan koruptor? Mereka itu kan juga pinter, cerdas, pandai, tapi nggak punya hati nurani. Pendidikan itu bagaimana menyeimbangkan antara otak dan hati nurani. Jadi, boleh aja kuliah supaya punya ilmu pengetahuan buat nerusin usaha keluarga. Satu lagi, buat ngejaga nama baik keluarga kan nggak harus kuliah di jurusan tertentu. Kuliah di jurusan apa aja, asal kamu bisa enjoy dan sungguh-sungguh menjalani proses kuliah (lebih baik lagi kalau bisa berprestasi) itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa kamu serius untuk berusaha njaga nama baik keluargamu.
Masih punya alasan lain?
• Atau….. hehe, ngikutin pacar kamu, supaya dia ada “temennya” ? Ok, kamu udah berusaha membuktikan cintamu, dan kalau kita renungkan bareng sebenarnya cinta itu kan bagaimana kita bisa bertoleransi dan menghargai perbedaan satu sama lain. Mungkin kamu berpikir bahwa “saya berkorban untuk pacar saya”, tapi dilihat dulu donk level pengorbanan yang kamu pilih. Nggak semua hal harus sama atau disama-samakan dengan pacarmu. Sekarang apa pacarmu itu memiliki 100% hal yang sama denganmu? Manusia sedunia aja nggak ada yang sama. Dan justru karena nggak sama itu cinta akan terasa lebih indah. Atau jangan-jangan kamu ngikutin pacar kamu karena kamu nggak percaya sama dia ya?
Sebenernya kalau mau kita susun alasannya, pasti banyak banget dan nggak ada habisnya. Malah kita jadi cenderung mengeluh dan bikin masalahnya makin ruwet. Jadinya kita mesti hati-hati donk kalau mau memutuskan sesuatu. Terbukti kan, kalau salah satu alasanmu terdapat dalam daftar diatas, km malah nggak nyaman kuliah. Salah satu gejalanya pasti kehilangan semangat, dan ujung-ujungnya pasti menyalahkan orang lain yang kamu anggep seharusnya bertanggung jawab atas pilihan yang kamu buat. Guys, girls, please deh kalian tuh udah dewasa, harus tanggung jawab sama pilihan dan perbuatan kalian sendiri.
Ok deh. Sekarang enaknya gimana nih? Kalau kamu masih di semester 2 misalnya, mungkin ini saat yang tepat buat pindah jurusan. Berpikirlah dengan jernih dan bijak. Jika di semester akhir, harus bagaimana? Mau pindah tapi sudah rugi waktu dan biaya. Mungkin lebih baik selesaikan saja hingga tuntas, dan setelah lulus kuliah kamu bisa menekuni bidang yang kamu sukai dan kamu inginkan. Coba deh kamu inget-inget bidang apa yang meskipun tampaknya sulit, tapi kamu tetap enjoy menekuninya dan kamu merasa sanggup untuk belajar dan berkembang lebih cepat daripada bidang lainnya.
Libatkan ortu dalam diskusi untuk membuat keputusan, sehingga kamu bisa nemukan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik. Ok, raih masa depanmu karena kamu berharga.